Begitupunsebaliknya HMI DIPO pun harus berterima kasih kelpada MPO karena berkat dia lah ideologi HMI masih tetap terjaga. Menurut hemat saya keputusan untuk dualisme pada saat itu merupakan keputusan yang amat sangat bijak untuk mengelabui pemerintah dan menjaga ke independensi an HMI itu sendiri. Iamemastikan agenda PB HMI saat itu bukan agenda personal namun agenda kelembagaan. PB HMI keluarkan agenda tersebut karena kelembagaan mahasiswa ini banyak yang tidak berani bersikap kritis, makanya PB HMI mau mengambil sikap seperti itu. Ia kembali menekankan bahwa kepemimpinan Abdul Muis selama ini dinilainya baik, tidak ada masalah. Teruntuk Zulfikar, S. Pd Dari Mantan Kadermu Sejarah telah menuliskan dengan tinta emasnya bahwa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) telah sedikit banyak memberikan sumbangsih bagi perjalanan panjang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Khususnya sejak 1947 sampai 2020 ini. Organisasi yang katanya tertua di kalangan Mahasiswa Islam ini Setelahsaya mengikuti syawalan alumni HMI MPO pada tanggal 25 oktober 2008 di Jakarta, ada statement menarik yang diungkapkan oleh Awalil Rizky sebagi ketua penyelenggara, bahwa, “untuk memberikan kontribusi yang konkrit maka HMI harus keluar, dan saatnya untuk terlibat dalam sistem politik nasional. Mekipun HMI dari dulu punya kontribusi besar dibidang Adafraksi yang digerakkan MPO, dan di sisi lain ada HMI yang dulu bersekretariat di Jl. Diponegoro, disingkat Dipo. Bahkan bukan lagi fraksi MPO dan Dipo saja, sejak dua puluh tahun lalu HMI terbiasa dualisme dalam kepengurusan. Usai kongres Balikpapan Ketika Muchlis Tapitapi membentuk Pj Ketua Umum. Perilaku ini direplikasi berkali-kali Daripadamengabiskan waktu untuk konsolidasi penyatuan, lebih baik energi kawan-kawan digunakan untuk memikirkan masalah itu. Bisa sesekali bekerjasama antara HMI DIPO dan MPO untuk meredakan ketegangan antar keduanya. Menyoal akankah HMI DIPO dan MPO akan bergabung, Arief dan Arya juga menyerahkan sepenuhnya keputusan kembali kepada forum rrqORF. Lentera Mania - 1947 Lafran Pane. la dikenal sebagai salah satu pendiri HMI. Namun, bagi mayoritas anggota HMI, ia dianggap sebagai pendiri satu-satunya. la adalah alumnus Sekolah Tinggi Islam STI Yogyakarta yang kini menjadi Universitas Islam Indonesia UII. Pekerjaan terakhirnya adalah Staf Pengajar Ilmu Hukum Tata Negara di IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. HMI berdiri pada tangga 5 Februari 1947 di Yogyakarta, salah satu Kota Perjuangan kala itu. 1947-1948 HMS Haji Mohammad Syafa’at Mintareja. pada mulanya ditunjuk Lafran Pane sebagai Ketua HM 6 bulan setelah HMI berdiri. Pada Kongres ke-1 di Yogyakarta _ pada tanggal 30 November 1947, Mintaredja dikukuhkan menjadi Ketua PB HMI untuk periode 1947 sampai 1951. Namun saat terjadi agresi militer Belanda u, ia keluar dari Yogja dan kembali menyerahkan jabatan kepada Lafran Pane 1948-1949 Achmad Tirtosudiro. la sempat kuHah di UGM Jurusan Hmu Hukum. Ia terpilih sebagai Ketua PB HMI tahun 1948 hingga tahun 1949. Namun akhirnya, ia memiiih berkarier di bidang militer dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. la banyak berperan pada masa pendirian Ikatan Cendekiawan Muslim lndohesia ICMI yang memberikan pertindungan poIitik kepada Prof. Dr. BJ. Habibie. 1950-1951 Lukman EI-Hakim. Ia terpilih sebagai Ketua PB HMI sete1ah Achmad Titosudiro mengundurkan diri dari jabatan. Mengingat sejumlah kasus pengunduran diri dari ketua-ketua PB HMI Iainnya dI Yogyakarta, Lukman melakukan upaya pemindahan sekretariat PB HMI dari Yogyakarta ke Jakarta pada bulan Juni 1950, Usaha Itu membuahkan hasil, mengingat Jakarta adalah ibukota Republik Indonesia. 1951-1953 Ahmad Dahlan Ranuwiharja. Pada Kongres ke~2 di Yogyakarta pada tanggaI 15 Desember 1951, peserta memiIihnya sebagai Ketua Umum HMI periode/1951-1953. Di bawah kepengurusan Dahlan, HMI mulai eksis meski sering mengritik pemerintahan Presiden Soekamo saat Itu. Dahlan dikenal sebagai tokoh Islam nasionalis, Ia dianggap sukses mempertahankan posisi HMI pada masa penuh gejolak saat itu, dalam waktu yang sesuai AD/ART, yakni dua tahun kepengurusan. 1953-1955 DeIiar Nooer. Ia aktif di HMI pada tahun 1950 sebagai Ketua Umum HMI Cabang Jakarta. Ia terpilih sebagai Ketua Umum PB HMI daIam Kongres ke~3 yang pertama kaIinya digelar di Jakarta pada tanggaI 4 September 1953.. Sebagai alumni alumni universitas NasionaI, Jakarta, Ia dikenaI sebagai tokoh Islam yang kritis dan sederhana. Ia tercatat sebagai orang Indonesia pertama yang memperoIeh gelar daIam bidang IImu Politik. 1955-1957 Amin Rajah Batubara. la dikenal sebagai salah satu anggota Tim Perumus Tafsir Asas HMI. Amin terpilih ke -4 ri Bandung pada tanggal 14 Oktober 1955. 1957-1960 Ismail Hasan Matareum. Ia menjadi Ketua PB HMI pertama dengan masa Jabatan tiga tahun. Ia terpilih pada Kongres ke-5 di Medan pada tanggal 31 Desember 1957. Kelak, dia menjadi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan PPP dengan masa jabatan cukup lama yakni 1989-1998. Ismail juga terpilih menjadi Wakil Ketua DPR/MPR. 1960-1963 Nursal. la terpilih pada Kongres ke-6 dl Makassar pada tanggal 20 Juli 1960. 1963-1966 Sulastomo. Saat Kongres ke~7 digelar kemball dl Jakarta pada tanggal 14 September 1963, la terpilih menjadl Ketua Umum PB HMI. la berasal darI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Ketua HMI cabang Jakarta. la adalah tokoh HMI , yang banyak berhadapan dengan Central Gerakan Mahasiswa Indonesia CGMI. Ia menghadapl masa-masa yang sulit, di tengah upaya pembubaran HMI. 1966-1969 dan 1969-1971 Nurcholis Madjid. la menjadi satu-satunya Ketua Umum PB HMI selama dua periode. la pertama kali terpilih saat Kongres ke-8 dl Solo pada tanggal 17 September 1966. Alumni Institut Agama Islam Negeri IAIN Jakarta Ini terpilih lagl pada Kongres ke-9 di Malang pada tanggal 10 Mei 1969. Alm. Nurcholish Madjld bukan saja dikenal sebagal mantan Ketua PB l-IMI, tetapl dikenang sebagai pemikir Islam terbalk yang pernah dimiliki Indonesia. 1971-1974 Akbar Tanjung. Pada saat Kongres ke~10 dl Palembang pada tanggal 10 Oktober 1971, la terpillh menjadi Ketua Umum PB HMI ke-10 versi kongres mengingat Nurcholis Madjid terpllih dua periode atau ke-14 sejak Lafran Pane. Alumni Fakultas Teknik Universitas Indonesia ini dikenal sebagai tokoh senior Partai Golkar. la pernah menjabat sebagai Ketua Komite Naslonal Pemuda Indonesia KNPI, sejumlah jabatan menteri Era Presiden Soeharto dan Presiden Prof. Dr. BJ. Habibie, serta Ketua DPR RI. 1974-1976 Ridwan Saidi. la terpilih dalam Kongres ke-11 di Bogor pada tanggal 12 Mei 1974. la tidak menyelesaikan pendidikan di Fakultas Publisistik Universitas Padjajaran, Bandung. Lulus sebagai sarjana Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan Universitas Indonesia. la pernah menjadi anggota DPR RI dari PPP. la dikenal sebagai tokoh Betawi dan pengamat politik nasional hingga kini. 1976-1978 Chumaidi Syarif Romas. Ia terpilih pada Kongres ke-12 di Semarang pada tanggal 16 Oktober 1976. Dosen Universitas Islam Negeri Yogyakarta itu kini menjabat salah satu komisioner Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan, perusahaan Negara di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara. 1978-1981 Abdullah Hehamahua. la menjadi Ketua Umum PB HMI pada Kongres ke~13 di Makassar Ujungpandang pada tanggal 12 Februari 1979. la menyelesaikan Sarjana Hukum di Universitas Khrisna Diwipayana pada tahun 2008. Belakangan namanya lebih dikenal sebagai Mantan/Anggota Dewan Penasehat Komisi Pemberantasan Korupsi KPK Kesederhanaan adalah ciri dan hidupnya, selain juga sikap keterus~terangan dalam bersikap dan berpendapat. 1981-1983 Achmad Zacky Siradj. la memimpin HMI setelah terpilih pada Kongres Isa-14 di Bandung pada tanggal 30 Apri' 1981. Kini Zacky menjadi Anggota DPR RI 2014-2019 dari Fraksi Partai Golkar dapil Jabar XI Sama dengan Hehamahua, ia menyelesaikan pendidikan sarjana dl Universitas Khrisna Dwipayana pada tahun 1989. 1983-4986 Harry Azhar Azis. Pada Kongres HMI ke-16 di Medan tanggal 26 Mei 1983, ia terpilih sebagai Ketua Umum PB HMI. Sarjana muda Akademi Pimpinan Perusahaan APP Kementerian Perindustrian dan sarjana ekonomi Sekolah Tinggi Manajemen Industri STMI ini adalah tokoh sentral dalam pergulatan HMI menghadapi asas tunggal Pancasila. Ia sempat menjadi anggota DPR RI selama dua periode 2004-2014. Penyandang gelar PhD dari Oklahoma University inl menjabat sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan BPK RI periode 2014-2019. Dualisme Kepemimpinan 1986-1988 Muhammad Saleh Khalid. Pada Kongres ke-l6 di Padang tahun 1986, ia terpilih sebagai Ketua Umum PB HMI Alumnus Fakultas Pertanian IPB yang bergelar lnsinyur ini sudah menyelesaikan jenjang pendidikan Magister. Untuk pertama kali dalam kongres ini, PB HMI terpecah menjadi dua, yakni HMI Diponegoro Dipo dan HMI Majelis Penyelamatan Organisasi MPO. Hal itu terjadi akibat Kongres HMI mengesahkan penerimaan Pancasila sebagai asas organisasi. HMI MPO menggelar Kongres ke-16 di Yogyakarta dengan Ketua Umum terpilih Eggy Sudjana 1986-1988. la menjadi Doktor dari IPB dalam bidang Lingkungan Hidup, pengacara, pendiri dan Ketum Partai Pemersatu Bangsa PPB. 1988-1990 Herman Widyananda. la terpilih sebagai Ketua Umum PB HMI dalam Kongres ke-17 di Lhokseumawe, Aceh, 6 Juli 1988. Dalam Kongres ke~17 di Yogyakarta pada tanggal 5 Juli 1988, HMI MPO memilih Ketua Umum Tamsil Linrung 1984-1990, pernah menjadi anggota DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera PKS, Direktur Sekolah lnsan Cendekia Madani lCM Serpong, Duta Pendidikan Rabithah Alam lslami. 1990-1992 Ferry Mursidan Baldan. Tokoh yang kini menjadi Menteri Pertanahan dan Kepala Badan Pertanahan Nasionai BPN adalah Ketua Umum PB HMI yang terpiiih pada Kongres ke~13 di Jakarta, 24 September 1990. la sempat beberapa kali menjadi anggota DPR RI dari Partai Golkar. Perseilisihan poiitik membuat Ferry berpindah menjadi politikus Partai Nasdem. ia dikenai sebagai tokoh panting dibalik Iahirnya sejumlah Undang-Undang tentang partai politik, pemilu, pemerintahan daerah dan otonomi khusus. Pada tanggal 10 Oktober 1990, HMI MPO mengadakan kongres dengan memiiih Masyhudi Muqarrabin sebagai Ketua Umum PB HMI MPO periode 1990-1992, Doktor dari Universitas Kebangsaan Malaysia dalam bidang ilmu Ekonomi, pengajar FE Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 1992-1995 M. Yahya Zaini. Sarjana hukum dari Fakultas Hukum Universitas Airlangga ini terpiiih sebagai Ketua Umum PB HMi pada Kongres ke-19 di Pekanbaru, Riau, pada 9 Desember 1992. la sempat menjadi staf khusus Menteri Pemuda dan Oiahraga, Akbar Tanjung. Ia mundur dari DPR RI dan Partai Golkar pada tahun 2006. Pada tanggai 24 Desember 1992, terpilih Ketua Umum PB HMI MPO Agusprie Muhammad periode 1992-1995. la menjadi konsultan teknik di Jakarta. 1995-1997 Taufiq Hidayat. la terpilih dalam Kongres ke-20 di Surabaya pada tanggai 29 Januari 1995. Alumni Universitas Negeri Jember itu pernah menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014 dari Partai Golkar mewakili Jawa Timur. Sementara, Ketua Umum PB HMI MPO periode ini adalah Lukman Hakim Hassan periode 1995-1997. Doktor dari Universitas Kebangsaan Malaysia dalam bldang llmu Ekonomi, Wakil Dekan lll FE Universltas Negeri Sebelas Marat Solo, dan Ketua Umum Barisan Nusantara. 1997-1999 Anas Urbaningrum. Sempat harum namanya saat terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat dalam usia masih di bawah 40 tahun. Alumni Universitas Airlangga itu terpilih menjadi Ketua Umum PB HMl pada Kongres ke-21 di Yogyakarta pada 26 Agustus 1997. Kini tokoh yang terlibat dalam perubahan paket Undang-Undang bidang politik itu sudah lengser sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Imron Fadhil Syam adalah Ketua Umum PB HMI MPO periode 1995-1997. la pernah kuliah di Fakultas Ushuluddin lAlN Syarif Hidayatullah Jakarta, aktif dalam sejumlah lembaga konsultan pengembangan komunltas. 1999-2002 M. Fakhruddin. la terpilih memimpin HMI pada Kongres ke~22 di Jambi pada 3 Desember 1999. Pada kongres itu, PB HMI yang dikenal sebagai HMI Dipo, mengembalikan asas organisasi kepada lslam, menggantikan Pancasila. Ia pemah menjadi Sekjen KNPI dan Wasekjen Partai Demokrat. Walau HMI Dipo sudah kembali ke asas Islam, HMI MPO tetap menjalankan Kongres. Ketua Umum PB HMI MPO periode ini adalah Yusuf Hidayat periode 1999-2001. Doktor dari UlN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam bidang Hukum Islam, kini Kepala Penelitian Hukum Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta. Pada tanggal 25 Juli 2001, Yusuf digantikan oleh Morteza Syafinuddin Al-Mandary sebagai Ketua Umum PB HMI Mp0 periode 2001-2003. Morteza berasal dari Universitas Tjokroaminoto, Makassar. Doktor dari Universitas Ondonesia dalam bidang Hmu Lingkungan, sekarang adalah pengajar di Universitas Paramadina Jakarta dan Sekjen Lajnah Tanfidziyah/ Pengurus Pusat Syarikat Islam 2015-2020. 2002-2004 Kholis Malik. Ia terpilih menjadi Ketua Umum PB HMI pada Kongres ke-23 di Balikpapan, pada 30 April 2002. Kholis berasal dari HMI Cabang Yogyakarta. Sarjana ilmu sejarah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini sempat digantikan oleh Mukhlis Tapi sebagai Pejabat Sementara, dari HMI MPO, terpilih sebagai Ketua Umum PB HMI MPO Cahyo Pamungkasperiode 2003-2005 dalam Kongres ke-24 di Semarang. Cahyo adalah Sarjana Ekonomi dari Fakuttas Ekonomi Universitas Gajah Mada dan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI. Doktor di Radboud Universiteit Nijmegen Belanda dalam bidang Ilmu Sosial, sekarang masih aktif sebagai peneliti LIPI. 2004-2006 Hasanuddin. la dipilih sebagai Ketua Umum PB HMI dalam Kongres ke-24 di Jakarta pada 23 Oktober 2003. la sempat digantikan oleh Syahmud NgabaIin dalam konflik kepengurusan; namun berhasil menyelesaikan periodesasinya. Ketum HMI MPO adalah Muzakkir Djabir 2005-2007, alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia Timur, Makassar, kini adalah Pemred Jurnal Cendekia, C2ReDI. 2006-2008 Fajar Zulkarnain. la terpilih menjadi Ketua Umum PB HMI periode 2006-2008 pada Kongres ke~25 di Makassar, pada 20 Februari 2006. la sempat menjadi Komisaris Badan Usaha Milik Negara pada masa pemerintahan Presiden SBY la adalah alumnus Fakultas Matematika dan llmu Pengetahuan Alam FMIPA Universitas Padjajaran. Ketua Umum PB HMl MPO adalah Syahrul Effendy Dasopa untuk periode 2007-2009. Syahrul muncul namanya pada Kongres ke-26 di Palembang, dalam upaya islah HMI Dipo dan HMI MPO. la bersama Fadjar membacakan naskah islah. Syahrul adalah alumni Perguruan Tinggi llmu Qur’an PTIQ Jakarta, kolumnis dan Redaktur pada Jurnal Ekonomika, Direktur Indonesia Reform Institute. 2008-2010 Arip Mustofa. la terpilih pada Kongres ke-26 di Palembang pada 28 Juli 2008. Dalam Kongres HMI kali ini dibacakan komitmen islah oleh Ketua Umum PB HMI Dipo 2006-2008 Fajar R Zulkarnaen dan Ketua Umum PB HMI MPO 2007-2009, Syahrul Effendy Dasopa. Pembacaan disaksikan Wakil Presiden HM Jusuf Kalla 1K dan mantan Ketua DPR Rl Akbar Tandjung. Namun pada 9 Juni 2009 HMI MPO tetap menggelar kongres di Yogyakarta dan memilih Muhammad Chozin Amirullah sebagai Ketua Umum PB HMI MPO periode 2009-2011. la adalah alumni Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada. Gelar magister diperolehnya dari Ohio State University, Amerika Serikat. la adalah staf khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Anies Baswedan yang juga berasal dari HMI MPO. 2010-2013 Noer Fajriansyah terpilih menjadi Ketua Umum PB HMI pada Kongres ke-27 di Depok tanggal 5 ~ 10 November 2010. Alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia, kini menjabat sebagai Direktur PT Perusahaan Perdagangan Indonesia PPI. Pada tanggal 14 -19 Juni 2011, dalam kongres yang digelar, di Pekanbaru, Riau, Alto Makmuraltoterpilih sebagai Ketua Umum PB HMI MPO periode 2011-2013. Ia adalah mahasiswa Teknik Informatika Universitas Muslimin Indonesia, Makassar. Ia adalah penulis dan pendiri sekaligus Direktur Penerbit Liblitera Institute, penulis novel terpilih dalam Workshop Penulisan Novel Majelis Satra Asia Tenggara, 2011. 2013-2015 M. Arief Rosyid. Dokter gigi lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hassanudln ini menang telak dalam pemilihan Ketua Umum PB HMI pada Kongres ke-28 dl Gedung Olahraga Remaja GOR Ragunan, Jakarta Selatan, pada 15 April 2013. Pada tahun yang sama, HMI MPO menggelar kongres ke 29 di Bogor pada tanggal 26 Juni hingga 1 Juli 2013. Kongres memilih alumni Fakultas Ekonoml Universltas Islam Indonesia UII Yogyakarta Puji Hartoyo sebagai Ketua Umum PB HMI MPO periode 2013-2015. 2015-2017 Mulyadi P Tamsir. Setelah 13 hari berkongres ke-19 di GOR Pekanbaru, la terpllih sebagai Ketua Umum PB HMI. Selain alumnus Universitas Kuala Kapuas. Kalimantan Barat, la juga menamatkan pendidikan Magister di Universitas Trisakti, Ia sempat menjadi Sekjen PB HMI periode 2013-2015. Mulyadi menang melalui pemilihan gelombang kedua. Pada tanggal 19 November 2015, Muhammad Fauzi terpilih sebagai Ketua Umum HMI MPO dalam kongres yang digelar di Tangerang, Provinsi Banten. la berasal dari HMI MPO Cabang Makassar. Fauzi masih mahasiswa pascasarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia. 2017-2019 Respiratori Saddam Al Jihad,terpilih sebagai Ketua Umum PB HMI melalui kongres ke-30 di Ambon. Sadam merupakan kader HMI asal Universitas Padjajaran Jatinangor. Pendidikan S1-Ilmu Pemerintahan Unpad, S2-Ilmu Kesejahteraan Sosial UI, S3-Ilmu Pemerintahan IPDN. Seementara untuk HMI-MPO, terpilih Zuhad Aji Firmantoro pada Kongres ke 30 di Sorong Jayapura. Zuhad adalah kader HMI Cabang Yogyakarta. Sebagai aktivisi, dia pernah menulis tiga buku yakni Dilema Penanganan Pelanggaran Pemilu Legislatif, HMI Pemikiran dan Gerakan Intelektual dan Perlindungan Kebebasan Beragama Kinerja Polisi Daerah. Sumber - Himpunan Mahasiswa Islam atau disingkat HMI adalah organisasi mahasiswa yang berdiri di Yogyakarta pada 5 Februari 1947. Organisasi ini diprakarsai oleh seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Islam STI atau yang sekarang disebut UII, yakni Lafran Pane. Salah satu alasan Lafran mendirikan HMI adalah karena mahasiswa pada masa itu masih banyak yang belum benar-benar memahami dan mengamalkan ajaran agama HMI, Lafran berharap para mahasiswa lebih tahu menerapkan ajaran agama dengan baik dan benar dalam kehidupan. Baca juga Sejarah Singkat Berdirinya Muhammadiyah Asal-usul Pada 1946, suasana politik di Indonesia, khususnya ibu kota Yogyakarta, masih mengalami pergolakan karena Partai Sosialis dengan Masyumi. Partai Sosialis menitikberatkan perjuangan dalam memperoleh pengakuan Indonesia dengan cara diplomasi, sedangkan Masyumi berpegang pada perjuangan bersenjata dalam melawan Belanda. Masih di tahun yang sama, terbentuk organisasi bernama Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta PMY, mayoritas anggotanya mendukung Partai Sosialis. Ketika Belanda melancarkan Agresi Militer I pada 21 Juli 1947, para mahasiswa yang berideologi murni bersama-sama berusaha melawan. Namun, di saat yang sama, Partai Sosialis berusaha untuk mendominasi PMY. Mahasiswa yang menolak keras jika Partai Sosialis berusaha menguasai PMY kemudian memilih mendirikan organisasi baru. Salah satunya Lafran Pane, mahasiswa semester I Fakultas Hukum STI sekarang UII. Baca juga Partai Masyumi Pembentukan, Ideologi, Tokoh, dan Pembubaran Lafran mengadakan beberapa kali pertemuan dengan teman-temannya untuk membahas mengenai gagasan pembentukan organisasi mahasiswa baru yang lebih bernapaskan Islam. Pada 5 Februari 1947, Lafran mengadakan rapat dadakan di sela jam kuliahnya di salah satu kelas di STI. Dalam pertemuan itu Lafran mengatakan bahwa persiapan pembentukan organisasi baru sudah 14 mahasiswa yang ikut bergabung dalam rapat pun mendukung gagasan Lafran. Akhirnya, tercetuslah Himpunan Mahasiswa Islam HMI pada 5 Februari 1947. Tujuan HMI Organisasi ini memiliki dua tujuan utama, yaitu Mempertahankan dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam Baca juga Indische Partij Pendiri, Latar Belakang, Program Kerja, dan Penolakan Tokoh HMI Adapun tokoh-tokoh dalam HMI, yaitu Ketua Lafran Pane Wakil Ketua Asmin Nasution Penulis I Anton Timoer Djailani Penulis II Karnoto Zarkasyi Bendahara I Dahlan Husein Bendahara II Maisaroh Hilal dan Soewali Anggota Yusdi Gozali dan Mansyur Perpecahan Seiring berjalannya waktu, kegiatan yang dilakukan HMI semakin mendapat dukungan dari pawa mahasiswa Muslim Indonesia. Ketika nama HMI semakin terkenal, organisasi ini memiliki permasalahan yang harus dihadapi. Setelah Kongres HMI ke-15 pada 1983, pada 1986, HMI memutuskan menerima asas tunggal Pancasila yang diterapkan rezim Orde Baru. Baca juga Penerapan Pancasila pada Masa Orde Baru Dengan demikian, asas HMI sudah bukan lagi Islam, melainkan Pancasila. Perubahan asas dalam HMI ini tidak jauh dari alasan politik dan adanya tawaran-tawaran menarik lainnya. Sebagian besar anggota HMI yang tidak setuju dengan perubahan asas ini pun masih terus bertahan dan mencoba membuat HMI berasaskan Islam lagi. Sejak saat itu, HMI terbagi menjadi dua. Pertama, HMI DIPO terletak di Jalan Diponegoro Jakarta dan HMI MPO Majelis Penyelamat Organisasi. Setelah Orde Baru berakhir, tahun 1999, HMI kembali menerapkan asas Islam di dalam organisasinya. Namun, hal ini tidak lantas membuat HMI DIPO dan HMI MPO bersatu, karena adanya perbedaan karakter dan tradisi organisasi. HMI DIPO lebih cenderung pragmatis, sementara HMI MPO bersikap kritis. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Sekilas Tentang Sejarah HMI MPO - Majelis Penyelamat Organisasi - Design by Komsas UM Himpunan Mahasiswa Islam-Majelis Penyelamat Organisasi HMI-MPO merupakan organisasi utama dari Himpunan Mahasiswa Islam. Himpunan Mahasiswa Islam itu sendiri merupakan Organisasi Mahasiswa Islam terbesar di Indonesia. Penambahan istilah MPO ini lahir saat menjelang kongres HMI ke-16 yang diselenggarakan di Padang, Sumatera Barat pada tanggal 24-31 Maret 1986. HMI mengalami perpecahan internal sebagai akibat dari represi dari rezim Orde Baru yang memaksa penerapan Azas Tunggal Pancasila. HMI yang semula hanya berazaskan Islam terbelah menjadi dua kubu, yaitu antara kubu yang tetap mempertahankan azas Islam dengan kubu yang berusaha mengikuti perintah Presiden Soeharto mengubah azasnya menjadi Pancasila. Kubu yang tetap mempertahankan azas Islam dalam HMI kemudian menamakan diri dengan Himpunan Mahasiswa Islam-Majelis Penyelamat Organisasi disingkat HMI-MPO. Sedangkan kubu yang mengikuti perintah Presiden Soeharto sering disebut HMI-DIPO, dikarenakan Sekretariat Pengurus Besarnya yang berada di Jalan Diponegoro. HMI-MPO lebih senang menamakan diri sebagai HMI 1947, karena mengacu pada tahun pendirian Himpunan Mahasiswa Islam yang sejak awal menetapkan Islam sebagai azas organisasinya. Sejarah HMI-MPO Prof. Drs. Lafran Pane – Merupakan salah satu Pahlawan Nasional Pendiri HMI 1947 credit by Komsas UM Pada mulanya MPO merupakan nama sekelompok aktivis kritis HMI yang prihatin melihat HMI yang begitu terkooptasi oleh rezim orde baru. Kelompok ini merasa perlu bergerak untuk mengantisipasi intervensi penguasa pada HMI agar HMI mengubah azasnya yang semula Islam menjadi pancasila. Bagi aktivis MPO, perubahan azas ini merupakan simbol kemenangan penguasa terhadap gerakan mahasiswa yang akan berdampak pada termatikannya demokrasi di Indonesia. Untuk menyampaikan aspirasinya, mula-mula forum MPO ini hanya berdialog dengan PB pengurus besar HMI. Akan tetapi karena tanggapan PB yang terkesan meremehkan, maka akhirnya MPO melakukan demonstrasi di kantor PB HMI Jl. Diponegoro 16, Jakarta. Demonstrasi tersebut ditanggapi PB HMI dengan mengundang kekuatan militer untuk menghalau MPO. Beberapa anggota MPO ditangkap oleh aparat dengan tuduhan subversif. Akhirnya simpati dari anggota HMI mengalir dan gerakan ini menjadi semakin massif. Akhirnya dalam forum kongres di Padang pada tanggal 24-31 Maret 1986. HMI terpecah menjadi dua, yaitu HMI yang menerima penerapan asas tunggal HMI-DIPO dan HMI yang menolak asas tunggal HMI-MPO, dan tetap menjadikan Islam sebagai asas organisasi. Selanjutnya kedua HMI ini berjalan sendiri-sendiri. HMI DIPO eksis dengan segala fasilitas negaranya, dan HMI MPO tumbuh menjadi gerakan bawah tanah yang kritis terhadap kebijakan-kebijakan negara. Pada periode 90-an awal HMI MPO adalah organisasi yang rajin mengkritik kebijakan Rezim Orba dan menentang kekuasaannya dengan menggunakan sayap-sayap aksinya yang ada di sejumlah provinsi. Sayap aksinya yang terkenal antara lain adalah FKMIJ Forum Komunikasi Mahasiswa Islam Jakarta dan LMMY Liga Mahasiswa Muslim Yogyakarta di Jogyakarta tempat berkumpulnya para aktifis demokrasi LMMY merupakan sebuah organisasi masa yang disegani selain PRD dan SMID. Aksi solidaritas untuk Bosnia Herzegovina di tahun 1990 yang terjadi di sejumlah kampus merupakan agenda sayap aksi HMI MPO ini. Aksi demonstrasi menentang SDSB ke Istana Negara dan DPR/MPR pada tahun 1992 adalah juga kerja politik dua organ gerakan tersebut sebagai simbol melawan rezim. Aksi penolakan terhadap rezim orde baru di Jogyakarta merupakan bukti kekuatan HMI MPO dimana aksi 2 dan 3 April 1998 yang menjadi pemicu dari gerakan selanjutnya di Jakarta. Pada peristiwa pendudukan gedung DPR/MPR tanggal 18-23 Mei 1998, HMI MPO adalah ormas satu-satunya yang menduduki gedung tersebut di hari pertama bersama FKSMJ dan FORKOT yang kemudian diikuti oleh ratusan ribu mahasiswa dari berbagai universitas dan kota hingga Soeharto jatuh pada 21 mei 1998. Pasca jatuhnya Soeharto, HMI MPO masih terus demonstrasi mengusung gagasan perlu dibentuknya Dewan Presidium Nasional bersama FKSMJ. Struktur organisasi HMI-MPO dibagi dalam beberapa golongan yakni Struktur kekuasaan, Struktur pimpinan, Lembaga-lembaga Khusus, Lembaga Kekaryaan, serta Majelis Syuro Organisasi MSO. Struktur kekuasaan tertinggi di HMI MPO adalah forum Kongres, selanjutnya ditingkat Cabang ada Konperensi Cabang Konperca serta Rapat Anggota Komisariat RAK. Sedangkan struktur pimpinan terdiri atas Pengurus Besar PB, Pengurus Cabang PC, serta Pengurus Komisariat PK. Untuk memperlancar serta mempermudah manajemen organisasi maka dibentuklah Koordinator Komisariat KORKOM sebagai pembantu cabang dalam mengkoordinir komisariat, serta Badan Koordinasi BADKO sebagai pembantu Pengurus Besar dalam mengkoordinir cabang. HMI MPO hingga saat ini Oktober 2003 telah memiliki 38 cabang yang tersebar diseluruh penjuru Tanah Air dan untuk itu dibentuk 3 Badan Koordinasi Badko yakni Btra]],Banten,DKI,Jabar, Badko Indonesia Bagian Tengah Kalimantan,Jateng,DIY,Jatim,Bali dan Badko Indonesia Bagian Timur Sulawesi,Maluku,NTB,NTT,Papua. Untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang terkait dengan bidang khusus, maka dibentuk Lembaga-lembaga Khusus seperti Korps Pengader Cabang KPC, Korps HMI-Wati KOHATI, dan lain-lain. Sedangkan untuk meningkatkan dan mengembangkan keahlian dan profesionalisme para anggota HMI, dibentuk Lembaga-lembaga Kekaryaan seperti Lembaga Pers Mahasiswa Islam LAPMI, Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam LEMI, dan sebagainya. Kongres Kongres ke-3 di Jakarta pada tanggal 4 September 1953 Kongres ke-4 di Bandung pada tanggal 14 Oktober 1955 Kongres ke-5 di Medan pada tanggal 31 Desember 1957 Kongres ke-6 di Makassar Ujungpandang pada tanggal 20 Juli 1960 Kongres ke-7 di Jakarta pada tanggal 14 September 1963 Kongres ke-8 di Solo Surakarta pada tanggal 17 September 1966 Kongres ke-9 di Malang pada tanggal 10 Mei 1969 Kongres ke-10 di Palembang pada tanggal 10 Oktober 1971 Kongres ke-11 di Bogor pada tanggal 12 Mei 1974 Kongres ke-12 di Semarang pada tanggal 16 Oktober 1976 Kongres ke-13 di Makassar Ujungpandang pada tanggal 12 Februari 1979 Kongres ke-14 di Bandung pada tanggal 30 April 1981 Kongres ke-15 di Medan pada tanggal 26 Mei 1983 Kongres ke-16 di Yogyakarta pada tahun 1986 Kongres ke-17 di Yogyakarta pada tanggal 5 Juli 1988 Kongres ke-18 di Bogor pada tanggal 10 Oktober 1990 Kongres ke-19 di Semarang pada tanggal 24 Desember 1992 Kongres ke-20 di Purwokerto pada tanggal 27 April 1995 Kongres ke-21 di Yogyakarta pada tanggal 28 Juli 1997 Kongres ke-22 di Jakarta pada tanggal 26 Agustus 1999 Kongres ke-23 di Makassar pada tanggal 25 Juli 2001 Kongres ke-24 di Semarang pada tanggal 11 September 2003 Kongres ke-25 pada tanggal 17 Agustus 2005 Kongres ke-26 di Jakarta Selatan pada tanggal 16 Agustus 2007 Kongres ke-27 di Yogyakarta pada tanggal 9 Juni 2009 Penulis Mayaindah Cashindayo Putri referensi Daftar isi1 Apa itu HMI Dipo dan MPO?2 Apa kepanjangan dari Dipo?3 Kenapa HMI ada 2?4 Apa kepanjangan dari HMI dan Ampera?5 HMI bergerak di bidang apa?6 Apakah yang dimaksud HMI dalam sistem berbasis PLC jelaskan fungsi HMI tersebut? Kubu yang tetap mempertahankan azas Islam dalam HMI kemudian menamakan diri dengan Himpunan Mahasiswa Islam-Majelis Penyelamat Organisasi disingkat HMI-MPO. Sedangkan kubu yang mengikuti perintah Presiden Soeharto sering disebut HMI-DIPO, dikarenakan Sekretariat Pengurus Besarnya yang berada di Jalan Diponegoro. Apa kepanjangan dari HMI MPO? Jakarta – Dua kubu di Himpunan Mahasiswa Indonesia HMI, HMI Diponegoro dan HMI Majelis Penyelamat Organisasi MPO, telah sepakat untuk mengadakan islah. Tapi mereka tetap sebagai organisasi terpisah. Apa kepanjangan dari Dipo? Depo lokomotif ejaan lama “dipo” adalah tempat menyimpan, menyiapkan, melakukan pemeriksaan, memelihara, dan perbaikan ringan agar lokomotif siap untuk melakukan tugasnya menarik rangkaian kereta api. Apa aliran HMI? HMI merupakan organisasi mahasiswa Islam tertua dan terbesar di Indonesia. Sebagai organisasi mahasiswa Islam yang tak condong pada satu aliran mazhab tertentu, anggota-anggota HMI bisa saja beraliran Sunni, Syiah, dan aliran lainnya. Kenapa HMI ada 2? Dalam Perkembangannya Himpunan Mahasiswa Islam kemudian terpecah menjadi dua karena upaya Orde Baru dalam meletakkan asas tunggal pancasila, yang merapat pada kekuasaan Orde Baru disebut HMI Dipo dan yang tetap sesuai asas Islam adalah HMI MPO, tetapi keduanya tetap menyebut sebagai HMI dalam dokumen organisasi. Apa tujuan HMI MPO? Secara teoritis tujuan dari HMI MPO ini adalah menciptakan masyarakat yang Islam, karena dasar dari organisasi ini adalah Islam. Menjunjung tinggi ajaran dan nilai-nilai Islam. Agenda atau program kerja yang ditetapkan oleh ketua selalu menjadi aturan tetap dari setiap anggota. Apa kepanjangan dari HMI dan Ampera? Mahasiswa Islam HMI Cabang Nunukan, Kalimantan Utara menduga ada oknum mahasiswa, AS telah memanfaatkan nama Aliansi Mahasiswa Pembela Rakyat Ampera Kabupaten Nunukan untuk memeras pengusaha asal dari Sebatik ratusan juta. Apa tujuan dari HMI? Sebagaimana yang terdapat pada pasal 4 Anggaran Dasar HMI yang menyatakan bahwa tujuan HMI adalah “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam, dan bertangung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT”.14 Dari tujuan tersebut dapat dirumuskan menjadi lima kualitas … HMI bergerak di bidang apa? Organisasi Kemahasiswaan, Perkaderan dan Perjuangan. Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah subhanahu wata’ala. Apa fungsi dari PLC? Programmable Logic Controllers PLC dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh pengguna yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara khusus. Apakah yang dimaksud HMI dalam sistem berbasis PLC jelaskan fungsi HMI tersebut? HMI Human Machine Interface adalah sebuah sistem yang dapat mempertemukan manusia dengan teknologi mesin. HMI berupa pengendali dan menunjukkan status, baik dilakukan secara manual ataupun disajikan dengan visualisasi komputer yang bersifat real time. Kenapa HMI berasaskan Islam? HMI sebagai organisasi berasaskan Islam maksudnya adalah organisasi yang menghimpun mahasiswa yang beragama Islam, dimana secara individu dan organisatoris memiliki ciri-ciri keislaman, menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai sumber norma, sumber nilai, sumber inspirasi, dan sumber aspirasi dalam setiap aktivitas …

apa itu hmi dipo dan mpo